Thursday, September 20, 2007

Walk in Love

Pada tanggal 03 Juni 2007, saya menemani St. Roland Samosir melayani kebaktian minggu di HKBP Johor Baru Malasya. Sepanjang perjalanan pulang dari Johor Baru menuju Singapore, kami terlibat dalam pembicaraan cukup serious . Kenapa orang menjadi sombong , angkuh, melihat orang sebelah mata, eksklusif, merasa paling benar, paling kudus, dan banyak lagi yang kalau dimuat terlalu panjang. Gurauan orang seringkali seperti ini : sudah jelek, bodoh , eh sombong lagi. Tapi yang kita bicarakan justru paradoks, terjadi pada sebagian orang yang berkecukupan dan berpendidikan .

Asido, seorang profesioanl mudah yang cukup berhasil dalam karier, pendidikan dan pergaulan. Berasal dari latar belakang keluarga yang lumayan susah, bapaknya seorang petani miskin dan ibunya berjualan sayur di pasar. Asido anak tertua dari lima bersaudara, dan kelima adiknya berhasil semua berkat bantuan dan bimbingannya. Kecuali berhalangan penting, semasa mereka masih kecil hingga dewasa, bapak dan ibunya selalu mengupayakan makan malam bersama . Lauk dan nasi sangat terbatas, karenanya nasi dan lauk dibagi rata kepada mereka semua termasuk bapak dan ibunya ( tidak ada yang tersisa ) . Tak ada meja dan kursi, hanya beralaskan tikar di atas lantai tanah . Setiap malam selesai makan, mereka mengadakan kebaktian bersama, bersyukur dan memuji kebesaran Tuhan atas penyertaan Tuhan sepanjang hari pada keluarga mereka. Bapak dan ibunya selalu mendoakan mereka dengan menyebutkan namanya satu persatu. Pada akhir doanya, hampir tidak pernah terlewatkan permohonan pada Tuhan, Oh Tuhan Bapa ku yang baik, kuserahkan kelima anakku kedalam tanganMu, penuhilah mereka dengan Roh Kudus, dan pakailah mereka seturut dengan kehendakMu. Kasih sayang bapak dan ibunya serta ajaran saling mengasihi yang selalu didegungkan kedua orang tuanya menjadi modal utama bagi pertumbuhan kejiwaan Asido dan keempat adiknya. Asido menjadi salah seorang profesional mudah yang berhasil, tinggal dikawasan mentreng Jakarta, dikenal banyak orang, dan menjadi anak Tuhan yang setia. Saat ini Asido tidak hanya memiliki 4 adik, tapi lebih dari 1.000 orang, karena dia dan keempat adiknya membagi kasih kepada orang – orang yang tidak mampu melalui penyediaan tempat pemondokan serta menyediakan biaya siswa bagi orang yang tidak mampu.

Mangatur, juga seorang profesional mudah yang berhasil dan bahkan mungkin lebih hebat lagi dari Asido. Mempunyai latar belakang keluarga yang lebih makmur dibandingkan Asido. Bapaknya tentara dan ibunya rentenir yang cukup dikenal dibeberapa pasar tradisional. Mangatur menjadi kebanggaan orang tuanya, dan setiap partangiangan weijk, pesta kawin, kebaktian minggu, dan pertemuan lainnya , selalu menyempatkan bercerita tentang keberhasilan Mangatur. Sama dengan Asido, Mangatur juga mempunyai 4 orang adik yang tinggal di Jakarta. Namun sayang kempat adiknya tidak semujur Mangatur. Tiga adiknya hidup pas-pas an , yang terkecil berprofesi sebagai tukang parkir . Adiknya yang tertua terpaksa menggadaikan kepercayaannya, karena memandang semua agama sama saja. Semasa kecil, kedua orang tuanya sering marah kepada anak-anaknya dengan mengeluarkan kata-kata : goblok, bego, idiot, pemalas. Lihat itu si Tigor, bapaknya hanya tukang jahit tapi anaknya bisa punya mobil kijang, si Saut, bapaknya hanya seorang guru SD tapi bisa punya pabrik gilingan padi. Kata-kata bapak dan ibunya mendorong Mangatur bekerja keras untuk dapat memenuhi harapan kedua orang tuanya. Dia menjadi profesional yang sukses, memiliki rumah mentreng di kawasan elit, dikenal banyak orang sebagai pengacara, bergaul dengan para aktris top. Suatu hari, temannya sekelas di SMA berkunjung kekantornya ; namun gagal menemuinya karena Mangatur tidak bersedia bertemu setelah mengetahui bahwa kehidupan temannya sangat memprihatinkan . Mangatur sangat arogan, tidak bisa disanggah dan merasa kelasnya lebih tinggi dari yang lain. Suatu saat dia marah besar dengan temannya sesama majelis. Temannya memberitahukan bahwa minggu depan gilirannya mar-agenda.. Mangatur menghampirinya dan dengan bertolak pinggang mengatakan : eh, jangan sembarangan memerintah saya ya, .. hanya pendeta yang bisa memerintah saya. Temannya berkata bahwa ini pesan dari pendeta dan bukan perintah darinya.. Mangatur tidak bisa menerimanya dan berkata ,saya menolak jika pendeta tidak langsung menyampaikan pada saya , memangnya kamu siapa, bentaknya .

Saudaraku kekasih. Itulah sekedar gambaran kehidupan Asido dan Mangatur. Kehancuran gereja seringkali disebabkan karena kecongkakan dan kesombongan kita. Kita merasa hebat sekali, sehinggah sulit berkomunikasi dengan sesama, apalagi lawan bicara kita tidak selevel. Membandingkan karakter yang berbeda antara Asido dan Mangatur, seorang pemuda yang bijak memberanikan diri bertanya pada Asido. Apa yang membuat Abang begitu mengasihi sesama dan membantu banyak orang. Asido terkesima mendengar pertanyaan tersebut dan kemudian dengan perlahan mencoba menjawab. Pemberian saya kepada sesama tidak seberapa dibandingkan dengan pemberian dan kasih sayang Tuhan pada saya. Tapi satu hal yang mendorong saya dan adik-adik untuk saling mengasihi dan memberi adalah :

1. Bapak dan ibu selalu mengajarkan kami untuk saling membantu dan mengasihi sesama, terlebih kepada orang yang menderita.
2. Doa ibu dan bapak setiap malam yang selalu menyerahkan kami kepada tangan Tuhan, dengan menyebutkan nama anaknya satu persatu. Saya menangis jika mendengar lagu ‘ di doa Ibu kudengar, ada nama ku disebut ‘.

Betapa indahnya jika kita mampu untuk saling mengasihi karena Tuhan pun menghendaki kita melakukannya. Mengasihi sesama berarti memuliakan Tuhan ( Amsal 14:31 ), memiliki investasi di surga ( Amsal 19:17 ), memiliki jalur ke Tuhan ( Yesaya 58 : 6-10 ), dan kehidupan kita dijamin oleh Tuhan ( Mazmur 41 : 2-4 ).

Masih adakah cinta dihatimu ???

Tiap orang mendifinisikan berbeda soal cinta, ada yang meng-analogkan dengan mengasihi, menyayangi dan banyak lagi. Menurut Wikipedia, cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Bisa cinta terhadap keluarga, teman, hawa nafsu atau eros, sesama ( agape ), diri sendiri ( narsisme ), patriotisme dan nasionalisme. Kasih sayang adalah ungkapan hati yang dalam, memampukan kita melakukan hal – hal besar yang positif terhadap sesama manusia. Cinta kasih Tuhan kepada kita tidak terbatas dari dulu, sekarang dan selamanya dan tidak memandang siapa kita .

Saudaraku kekasih. Tuhan meminta kita hidup di dalam kasih , sebagaimana Kristus juga telah menyerahkan dirinya untuk kita sebagai persembahan dan kurban yang harum bagi Allah ( Efesus 5:2 ). Saling mengasihi memampukan kita menjadi rendah hati, lemah lembut dan sabar ( Efesus 4:2 ). Ingat bahwa Tuhan menentang orang-orang yang congkak, tetapi mengasihi orang-orang yang rendah hati ( 1 Petrus 5:5 ).

No comments: