Tuesday, October 23, 2007

Kasih Karunia Vs Kebenaran

Kasih karuniah dan kebenaran adalah dua kata yang sangat popular ditengah-tengah kehidupan kristiani. Dr. Henry Cloud mengatakan kasih karunia atau Grace is something you can never get but only be given. Sebaliknya Kebenaran atau Truth is what is real, it describes how things really are . 1) Kasih karuniah tidak bisa dibeli dan semata hanya karunia dan kebaikan Tuhan pada manusia. Kasih karunia merupakan wujud nyata dari cinta kasih Tuhan yang tidak terbatas dan diberikan dengan cuma-cuma ( 1 Johanes 4:8 ). Kebenaran atau Truth adalah kesepakatan diantara dua orang atau lebih untuk secara sadar melakukan apa yang telah disepakati, dapat berbentuk kesepakatan atau perjanjian. Dapat juga berbentuk hukum yang dibuat oleh suatu negara untuk mengatur hak dan kewajiban warganegaranya. Dalam konteks ini Truth yang dimaksud adalah kebenaran yang tertera di dalam Alkitab. Umat kristen meyakini bahwa Alkitab adalah sumber yang benar dan sumber iman yang tidak dapat salah ( Sola Scriptura ), karenanya segala sesuatunya harus didasarkan pada pemahaman Alkitabiah . Alkitab adalah suara dan perintah Tuhan yang harus kita patuhi dan kita laksanakan ( Yohanes 1:1 ). Prinsip Protestantisme mengatakan hanya karena iman yang membuat manusia benar dan selamat ( Sola Fide ). Pemahaman ini sering diartikan tidak seimbang, karena cendrung berlindung dibalik kasih karunia Tuhan untuk alasan pembenaran .

Firman Tuhan berikut ini menunjukkan betapa besarnya kasih karunia Tuhan pada manusia : Akan tetapi Allah menunjukkan kasih Nya kepada kita, ketika kita masih berdosa ( Roma 5:8 ). Aku heran , bahwa kamu begitu lekas berbalik daripada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti injil lain ( Galatia 1:6 ). Terlihat ada penekanan yang berulang-ulang pada kasih karunia, sehingga sering digunakan sebagai alasan pembebenaran untuk melakukan kesalahan ; dengan alasan kitakan masih hidup di dunia ! . Mungkin kita perlu memahami lehih jauh tentang dua kata ini, sehingga tidak terjebak dalam perdebatan yang justru membuat kita bimbang. Howard Gardner mengatkan ’ deep mastery of a body of knowledge or shool of thought ’. 2) Dia mengatakan bahwa 50 % daripada keberhasilan kita ditentukan oleh discipline mind untuk mempelajari dan memahami pengetahuan atau ilmu, sedangkan selebihnya adalah faktor lain, seperti synthezising mind, creating mind, respectfully mind dan ethical mind. Ini suatu ajakan yang baik bagi kita untuk memahami lebih dalam tentang kasih karunia dan kebenaran, karena Tuhan pun menghendaki kita untuk melakukannya (Yeremia 23:18 ).

Kasih karunia tampa kebenaran

Dua orang bersaudara, Ricard dan Robert terlibat pertengkaran sengit gara-gara persoalan hutang piutang. Robert yang sangat miskin meminjam uang sebesar Rp. 100.000 dari abangnya Richard guna menyekolahkan anaknya masuk SMP. Robert adalah petani miskin yang tidak mempunyai penghasilan tetap. Pertengkaran besar terjadi setelah setahun Robert belum juga mampu melunasi hutangnya. Persoalan ini sampai juga pada James , boss nya Ricard tempat dia bekerja. James memanggil Ricard dan menasehatinya. Mengapa engkau bertengkar dengan adikmu Robert gara-gara soal uang Rp. 100.000 ?, bukankah penghasilanmu cukup besar . Apalah arti Rp. 100.000 dibandingkan Rp. 5.000.000 yang kau terima setiap bulan dari ku. Sudah seharusnya kau memberikan uang itu dengan cuma-cuma dan bukannya mengutangi dia. Kalau sama si Robert aja kau perlakukan seperti itu, bagaimana dengan orang lain ?. Firman Tuhan mengatakan, jika kau melakukan untuk salah seorang dari saudara Ku yang paling hina ini, kamu sudah melakukannya untuk Ku ( Matius 25:40 ). Kasih karunia Tuhan yang dia terima tidak seimbang dengan kebenaran firman Tuhan untuk mengasihi sesama . Ketamakan mematikan rasa, mengabaikan kebenaran firman Tuhan dan berlindung bahwa anugrah adalah haknya, karenanya cendrung mengabaikan kebenaran sebagai suatu kewajiban. Kalau Tuhan memberikan kasih karunia dengan gratis mungkin sudah sepatutnya kita melakukan kebenaran firman. Kasih karunia tampa kebenaran ibarat orang yang tak tahu berterima kasih. Menggangap bahwa kasih karunia adalah ’ given ’, kebenaran bukan keharusan, kalau lagi ingat dilakukan, kalau lupa ngak apa-apa ; kan kita anak Tuhan. Kita diperingatkan tidak mempergunakan kemerdekaan untuk melakukan sesuai kehendak kita , tapi untuk melayani orang lain dengan kasih yang kita terima dari Tuhan ( Galatia 5:13 ). Tuhan itu berpanjangan sabar dan kasih setia-Nya berlimpah-limpah, Ia mengampuni kesalahan dan pelanggaran, tetapi sekali-kali tidak membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, bahkan Ia membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat ( Bilangan 14:18 ).

Kebenaran tampa kasih karunia

Kebenaran tampa kasih karunia sangat berbahaya, karena cendrung egois dan rasionis . Tentu kita harus menggunakan akal pikiran untuk memahami firman Tuhan . Tapi ada bagian tertentu yang merupakan rahasia Tuhan yang tidak dapat dipahami oleh manusia. Perlu hikmat untuk memahaminya, dan takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat ( Amsal 9:10 ) . Tuhan bergaul akrab dengan orang yang takut akan Dia serta perjanjian Nya diberitahukan kepada kita ( Mazmur 25:14 ). Tuhan memastikan jika kita bergaul akrab dengan Nya, maka Dia akan menuntun kita memahami kebenaran firman Tuhan. Hanya dengan tuntunan Roh Kudus kita mampu memahami maksud Tuhan untuk setiap kebenaran firman Nya, karenanya saatnya kita berlutut dan berserah pada kebesaran Tuhan. Membuat orang lain terhibur dan bersatu dalam kasih menjadi kerinduan kita bersama agar kita memperoleh keyakinan pengertian serta mengenal rahasia Tuhan.

Kebenaran dan kasih karunia

Uraian di atas mengajak kita menggunakan akal pikiran untuk memahami firman Tuhan melalui tuntunan Roh Kudus. Menjadi serupa dengan Tuhan tidak mungkin, tapi berusaha serupa dengan Tuhan adalah salah satu cara untuk selalu berbuat baik. Jika Tuhan memberikan karunia berlimpah pada kita, maka kita pun harus membagikan itu sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Rasul Paulus mengirimkan suratnya yang pertama ke jemaatnya di Korintus yang menunjukkan bagaimana Injil Tuhan berkata tentang persoalan-persoalan moral, perbedaan pendapatan, kebangkitan orang mati, karuniah Roh Kudus dan lain-lain. Salah satu pasal penting dan sering diperdengarkan pada suratnya yang pertama kepada jemaatnya di Korintus adalah tentang ‘ Kasih ‘ ( ayat 13 ). Jika kita memahami dan menjalankan perintah kasih, sebetulnya kita sudah mensyukuri karunia Tuhan melalui kebenaran firman Nya.


Drapkin, seorang prof Israel mengatakan bahwa bahwa sepuluh hukum Tuhan merupakan dasar moral dan undang-undang dari sebagian besar undang-undang yang berlaku di dunia . 3) Kekuatan dan kuasa terdapat dalam Roh Kudus, karena Roh Kudus adalah Roh Allah dan juga Roh Anak-Nya Yesus Kristus. Mari buka hati kita menerima Roh Kudus agar kita dimampukan untuk melakukan kebenaran Firman Tuhan. Amin


Tuhan memberkati


Ferdinand Nainggolan

Referensi :

1) Change Your Life with Changes That Heal, Henry Cloud,Dr, 1992.

2) Five Minds for Future, Howard Gardner, 2006

3) Crime and punishment in the ancient world, Drapkin Prof

Thursday, October 4, 2007

Aku sebel , marah dan benci

Aku kesal sama dia, aku marah sama dia, aku benci sama dia. Kalau mau marah ya marah aja dong, jangan pakai pemberitahuan segala. Memang aneh mau marah kok pakai halo-halo. Ya begitulah kalau orang sudah kebelet benci apalagi jika ditambah rasa dendam . Herannya terkadang kebenciannya bukan timbul dari perkara besar, hanya karena tidak ingin disaingi, tidak ingin popularitasnya menurun, tidak ingin ada orang lain merubah kebiasaan yang sudah berjalan. Marah boleh, menjadi pemarah yang harus dihindari, karena sifat pemarah cendrung menyimpan dendam dan Tuhan melarang kita bergaul dengan orang yang semacam ini ( Amsal 22 : 24 ). Seperti ini tidak hanya terjadi pada dunia sekuler, tapi juga terjadi di dalam kehidupan gereja. Lihatlah beberapa gereja yang sedang bersengketa, jemaat yang cendrung berkelompok, jemaat yang sering berpindah-pindah gereja. Alasan kelasik bagi jemaat yang sering berpindah-pindah gereja antara lain : ketersinggungan pribadi, mencari gereja yang cocok, mencari pengkhotbah yang baik, mengejar kepenuhan Roh Kudus. Mungkin kita perlu beradaptasi dengan kemajuan jaman, baik dalam gaya beribadah dan pemahaman alkitabiah yang baik sehinggah jemaat merasa terberkati. Sebaliknya yang merasa mendapatkan sesuatu yang baik dari gereja lain dan terbeban menyampaikan perubahan, sebaiknya disampaikan dengan cara yang baik.
Cerita Ito Repelita br. Tambunan dari Timor Leste dapat dijadikan salah satu contoh nyata bagaimana kebencian, kemarahan dan dendam benar-benar terjadi. Inang A ( nama samaran ) tidak dapat memaafkan kedua orang tuanya hanya karena kesalah pahaman . Dia bersumpah ’ mardomo di tano rara pe taho tung soolo be ahu pajumpang ( aku tidak mau bertemu sampai mati )’. Ternyata bukan hanya dibibir saja, ketika kedua orang tua ito Repelita dipanggil Tuhan pun, Inang A bersikeras tidak mau melayat ( padahal dari pihak keluarga sudah datang untuk meminta maaf pada saat kematian kedua orang tuanya ) . Tuhan sangat menyayangi umatnya , betapapun Yunus bin Amitai marah sekali pada Tuhan dan mengatakan ’ selayaknya aku marah sampai mati ’, tapi Tuhan menyapanya dengan lembut ’ layakkah engkau marah ? ( Yunus 4 : 9 ). Kalau Tuhan mau mengampuni kemarahan kita, barangkali sudah selayaknya kita juga mampu memaafkan orang lain.
Orang yang menyimpan kebencian sangat menyedihkan. Terkadang dia tidak menyadari apa yang dilakukannya. Dia akan melakukan sesuatu terhadap apa yang dibencinya dan bukan apa yang disukainya . Kemarahan dan kebencian yang tidak terungkap lebih berbahaya daripada kebencian yang terungkap sebagaimana cerita kebencian Inang A. Bisakah kita bayangkan jika sepanjang hidupnya orang menyimpan kebencian pada seseorang, padahal pertemuan diantara mereka tidak bisa dihindari, karena teman sekantor, sekolah atau gereja ?. Sudah pasti orang seperti ini membawa beban berat dalam hidupnya, karena harus melakukan sesuatu untuk yang dia benci ( Roma 7:15 ).
Kita perlu menahan diri dan berlaku baik kepada orang lain agar jangan menjadi salah satu korban kebencian. Menjadi orang yang dibenci sangat tidak menguntungkan, kecuali dibenci karena mengikut Tuhan ( Matius 10: 34-42 ). Kita harus menjaga hubungan yang baik dengan Tuhan dan sesama melalui perbuatan yang berkenaan dengan Tuhan. Cerita kakak beradik Ohola dan Oholiba yang menjadi perempuan sundal di Mesir dalam kitab perjanjian lama ( Yehezkiel 23 ) menarik disimak untuk menjadi pelajaran bagi kita . Pesan penting dalam cerita itu adalah untuk tidak melakukan kesalahan kembali atas apa yang sudah dilakukan saudara kita. Oholiba mengulangi kembali menjadi perempuan sundal setelah kematian Ohola . Padahal Tuhan sudah memperingati untuk tidak mengulangi kesalahan yang dibuat Ohola. Cerita ini mengisahkan persundalan , tapi dalam konteks lain bisa juga berupa kebencian, penghianatan, kedengkian, perampokan ( cerita Tagor dan Tigor ), dan lain-lain . Kalau ini terjadi, maka saatnya Tuhan akan mengatakan ’ Aku akan menyerahkan engkau ke dalam tangan orang yang kau benci, walaupun engkau sudah menjauhkan diri dari mereka ( Yehezkiel 23:28 ).

Kadar kesebelan mungkin tidak separah kebencian, namun tidak boleh dijadikan alasan pembenaran. Aku sebal banget hari ini, kok soal ujian yang segampang itu tidak bisa kukerjakan ; aku sebal banget sama dia karena harus menunggu sampai jam 5 padahal janjinya jam 2. Sebel sifatnya sekejap dan seketika juga dapat dimaafkan, walau enggan melakukannya tapi tetap dilakukan karena untuk sesuatu kebaikan. Bapak rohani kita Abraham pun pernah sebel kepada anak dan budaknya Hagar ( Kejadian 21:11 ). Tapi Allah berfirman kepada Abraham ’ janganlah sebel hatimu karena hal anak dan budakmu itu ( Kejadian 21:12 ).

Bagaimana menjaga hati dan pikiran kita ??

Raja Salomo tidak meminta harta, kekayaan dan kekuasaan pada Tuhan, tapi dia meminta agar diberikan hati yang paham untuk membedahkan yang baik dan yang jahat ( 1 Raja-raja 3 : 9 ). Kemudian Tuhan memberikan kepada Raja Salomo hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum dia tidak ada yang seperti dia dan setelah dia tidak ada yang bangkit setelah dia ( 1 Raja-raja 3:12 ). Akar segala kejahatan dan kebencian bermula dari hati dan pikiran kita. Berapa persen kejahatan dan kebencian kita yang timbul seketika. Mungkin sebagian besar kejahatan yang akan kita lakukan sudah kita ketahui sebelumnya melalui hayalan dan rencana yang ada di pikiran kita. Artinya jika kita memikirkan hal-hal yang baik maka perbuatan kita pun akan mengarah kepada sesuatu yang baik, sebaliknya jika terlintas dipikiran kita melakukan hal-hal yang jahat, maka keinginan kita pun akan mengarah kepada sesuatu yang jahat. Cepatlah alihkan pikiranmu ke frekwensi yang lain jika terlintas untuk melakukan hal-hal yang jahat. Misalkan saat ini kita sedang berada pada channel 8 dengan berbagai keinginan daging, cepat bergerak dan ’ marsuap ( cuci muka ) ’ , berdoa dan minta pertolongan Tuhan dan pindah channel lain ( mungkin channel 7 ) . Sebagaimana yang saya sampaikan pada tulisan sebelumnya, bahwa otak kiri kita ( Left Brain ) akan mengolah jutaan informasi yang kita terima setiap hari. Karenanya mintalah pertolongan Tuhan setiap detik, menit, jam, hari agar kita dimampukan untuk mengendalikan hati dan pikiran kita.

Berhentilah menyimpan kemarahan dan kebencian

Menyangkal diri salah satu cara melepaskan diri dari kemarahan dan kebencian. Memang sulit dilakukan apalagi jika seseorang berada pada posisi yang harus selalu ditinggikan, dilayani, dihargai. Inilah yang sulit dilakukan orang, padahal salah satu syarat mengikut Tuhan adalah menyangkal diri dan pikul salib ( Markus 8:34 ). Apakah yang engkau cari saudara ??. Kalau mencari Tuhan, maka syaratnya harus menyangkal diri dari kesombongan, kedengkian, kebencian, kemarahan, menerima pendapat orang lain dan mau ditegor. Orang yang tidak mau menyangkal diri sulit ditegor, karena masih selalu menempatkan dirinya paling baik, paling senior, paling tahu segala-galanya, paling rohani. Apalah kita dibandingkan Daud yang diangkat sendiri oleh Tuhan sebagai Raja ( Kisah Para Rasul 13:22 ) dan yang mau ditegor . Waktu itu Raja Daud sangat berkuasa, tetapi dia mau ditegor oleh Nabi Natan pada waktu dia membiarkan Uria orang Het mati berperang dan mengambil istrinya Batsyeba menjadi istrinya ( 2 Samuel 12 ). Nabi Natan bukan seorang panglima, bukan seorang gubernur, bukan seorang pejabat, tapi hanya seorang nabi. Raja Daud berkata kepada Nabi Natan ’ Aku sudah berdosa kepada Tuhan ( 2 Samuel 12 :13 ). Baik juga jika kita berkaca kepada kerendahan hati Raja Daud yang mau ditegor, mau memperbaiki kesalahan dan mengakui segala dosa-dosanya dihadapan Tuhan. Betapa indahnya kehidupan gerejani, kehidupan keluarga, kehidupan perkawanan tampa kemarahan, kebencian, tapi penuh dengan pantulan sinar kemuliaan Tuhan.

Tuhan memberkati.

Tuesday, October 2, 2007

Khotbah di Perkumpulan Oikemene Jatiwarna - Jakarta, 290907

1 Korintus 15 :1-11

Korintus adalah sebuah kota pelabuhan yang sangat indah di Yunani. Dahulu merupakan salah satu ibukota Akhaya di bawah pemerintahan kerajaan Roma. Korintus di diami oleh berbagai bangsa dan berbagai agama . Perpecahan terjadi di antara jemaat Korintus akibat perbedaan pandang tentang tata cara ibadah. Selain itu terjadi juga kemorosotan moral dan kepercayaan orang-orang Kristen di sana . Kemaksiatan, perkawinan bebas, kedengkian, perbedaan pandang tentang kebangkitan orang mati, karuniah Roh Kudus . Oleh sebab itu Rasul Paulus mengirimkan suratnya yang pertama ke jemaatnya di Korintus yang menunjukkan bagaimana Injil Tuhan berkata tentang persoalan-persoalan moral, perbedaan pendapatan, kebangkitan orang mati, karuniah Roh Kudus dan lain-lain. Salah satu pasal penting dan sering diperdengarkan pada suratnya yang pertama kepada jemaatnya di Korintus adalah tentang ‘ Kasih ‘ ( ayat 13 ).
Saudara kekasih di dalam Tuhan. Hari ini kita memusatkan perhatian tentang kebangkitan Kristus dan lebih dalam lagi tentang pertemuan Rasul Paulus dengan Tuhan ( ayat 8-11 ). Sebagian orang memandang pertemuan dengan Tuhan sebagai sesuatu yang berlebihan, atau dalam istilah saya ‘ mentel rohani ,. Bagaimana mungkin di jaman sekarang kita bisa bertemu dengan Tuhan, sedang Tuhan tidak pernah terlihat. Terlepas dari perbedaan pandang tersebut, saya mengatakan bahwa perjumpaan dengan Tuhan perlu dan harus bagi setiap orang yang percaya. Seorang pendeta mengaku dengan tulus bahwa dia berjumpa dengan Tuhan setelah bertahun-tahun melayani di suatu gereja. Tidak satu pun dapat menghalangi perjumpaan seseorang dengan Tuhan, dan hanya dia yang dapat menjelaskan bagaimana indahnya ketika Tuhan menjamahnya. Sepertinya abstrak, tapi bukan. Seseorang yang berjumpa dengan Tuhan pasti berubah dan berbuah ( Galatia 5:22-23 ). Ada kerinduan mendalam untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Tuhan berdaulat dan berkuasa pada setiap pribadi yang mendapat jamahan Tuhan, sebagaimana Rasul Paulus mengatakan bahwa bukan aku lagi yang tinggal di dalam aku, tapi Tuhan .
Saudara kekasih di dalam Tuhan. Merupakan hak prerogatif Tuhan untuk dapat berjumpa dengan Nya. Tidak ada jaminan kita berjumpa dengan Nya, karena semuanya adalah karena kasih karunia Tuhan. Tapi kita tahu bahwa Tuhan sangat mengasihi kita. Ketika kita datang dengan remuk hati, dengan airmata, dengan kesungguhan , maka Tuhan akan memperhitungkan semuanya. Tuhan mengatakan datanglah padaku hai yang lesu lemah ( Matius 11:28 ) . Menyangkal diri salah satu hal yang harus dilakukan untuk mengikut Tuhan ( Markus 8:34 ). Menyangkal diri sungguh amat susah dilakukan orang, apalagi dia dalam posisi yang selalu dihargai. Di depan Tuhan kita tidak ada harganya, seperti abu yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap ditiup angin ( Hosea 13:3 ). Setiap orang percaya rindu berjumpa dengan Tuhan dan itu hanya dapat kita lakukan melalui kedewasaan rohani. Kedewasaan rohani dicapai melalui penyangkalan diri, kerinduan dan ketekunan untuk mengetahui maksud Tuhan dalam hidup kita.
Saudara kekasih di dalam Tuhan. Ada beberapa tip untuk kita renungkan bersama kala kita rindu berjumpa dengan Tuhan.
1. Membaca dan mendengarkan firman Tuhan
Lebih banyak orang suka berdoa daripada membaca dan mendengarkan firman Tuhan. Mendengarkan dan membaca firman Tuhan sifatnya pasif dan terkadang membosankan, apalagi jika firman Tuhan yang disampaikan pendeta atau pengkhotbah kurang mengena dihatinya. Berdoa lebih menarik, karena lebih aktif dan sebagian besar berupa permintaan pribadi atau keluarga ; sedikit sekali mendoakan orang lain ( itu pun kalau ingat ). Membaca, mendengarkan firman Tuhan dan berdoa mempunyai arti yang penting, semuanya dalam kaitannya bercakap-cakap dengan Tuhan . Tuhan sedang berbicara pada kita manakala kita mendengar dan membaca firman Tuhan, sebaliknya kita sedang berbicara dengan Tuhan manakala kita berdoa. Nabi Yeremia dengan tegas mengingatkan kita untuk mendengarkan firman Tuhan ( Yeremia 23:18 )

2. Menerima Firman Tuhan
Tuhan menginginkan agar kita mempelajari Firmannya. Rasio mesti digunakan agar kita mampu memahami Firmannya. Lebih penting dari itu adalah tuntunan Roh Kudus agar membantu kita memahami maksud Tuhan pada setiap Firman Tuhan yang kita baca. Tampa tuntunan Roh Kudus sulit kita menerima dan memahaminya, akhirnya membawa kita pada perdebatan pribadi dan kelompok yang cendrung menjadi rasionis. Jika konvensi yang dibuat oleh manusia saja mampu untuk tidak kita perdebatkan ( misalnya mengapa 1 km adalah 1.000 meter ), apalagi Firman Tuhan yang sudah pasti adalah Tuhan sendiri ( Yohanes 1:1 ). Oleh sebab itu kita harus menerima Firman Tuhan sebagai suatu kebenaran Mutlak ( Sola Fide dan Sola Scriptura ).

3. Pelaku Firman Tuhan
Rasul Yakobus mengatakan bahwa iman tampa perbuatan adalah mati ( Yakobus 2:17 ). Lihatlah bagaimana 10 orang yang berpenyakit kusta melakukan segera perintah Tuhan tampa perlu mempertanyakan ini dan itu ( Lukas 17:12-14 ); seorang yang lumpu 38 tahun di kolam Bethesda ( Yohanes 5:1-10 ). Kesemuanya mereka disembuhkan oleh Tuhan karena iman dan perbuatannya.

4. Berjumpa dengan Tuhan
Sulit untuk dijelaskan, hanya saudara dan Tuhan yang tahu bagaimana indahnya bertemu dengan sang pencipta. Membaca, mendengar, menerima dan melakukan Firman Tuhan secara teratur dan disiplin adalah salah satu upaya kearah itu. Sekali lagi ingat bahwa pertemuan dengan Tuhan adalah hak prerogatif Nya. Kita harus mampu merendahkan hati, menyangkal diri, dan sekaligus meminta pertolongan Roh Kudus agar diberi kesempatan berjumpa dengan Tuhan dalam Roh dan kebenaran. Dan ingat setiap jamahan Tuhan membuat kita berubah dan berbuah di dalam setiap kehidupan kita.

Saudara kekasih di dalam Tuhan . Mari kita sampaikan kerinduan kita pada Tuhan, dan dengan percaya serta doa yang tulus, mujizat pasti terjadi pada diri kita masing-masing.

Amin.