Monday, September 10, 2007

KESELAMATAN

Diskursus keselamatan hangat dibicarakan akhir-akhir ini. Anehnya perdebatan justru terjadi dikalangan sendiri yang sama-sama mengklaim Yesus sebagai Jurus’lamat dan Tuhan. Perdebatan terjadi di antara para ahli teologi dan dari berbagai denominasi gereja. Argumentasi berjalan alot , kesombongan rohani tak terelakkan , sehinggah iman sebagai satu-satunya unsur pembenaran dikesampingkan. Hal yang sama dialami Rasul Paulus pada jemaatnya di Galatia yang mengikuti injil lain yang sebenarnya bukan injil. Rasul Paulus memperingatkan mereka bahwa ada orang-orang yang mengacaukan dan memutar balikkan injil Kristus ( Galatia 1 : 7 ).
Salah satu perbedaan tersembunyi dibalik perdebatan ini adalah pemahaman kelahiran kembali diantara ahli teologia dan denominasi gereja. Teologi Karismatik mengharuskan kelahiran kembali melalui babtisan ulang ( selam ) untuk mendapatkan keselamatan. Sementara teologi Reformis melihat kelahiran kembali sebagai karya langsung dari Roh Kudus pada setiap orang. Saya tidak ingin larut dalam perbedaan ini, karena pengetahuan saya sangat terbatas untuk itu. Kelahiran kembali atau dalam pemahaman saya ’jamahan Tuhan’ membebaskan seseorang dari dosa asal dan tidak lagi berada dalam perhambaan kehendak ( Willing Bondage ). Menurut saya, jamahan Tuhan pada setiap orang sangat pribadi dan hanya orang yang besangkutan yang dapat merasakan dan memahaminya. Api yang berkobar-kobar dan kerinduan untuk memuliakan Tuhan sulit terpadamkan bagi orang yang sudah menerima jamahan Tuhan. Jamahan Tuhan membuat kita berubah dan berbuah dan Roh Kudus akan bekerja secara efektif untuk memperbaharui rohani kita. Manusia seringkali menggunakan opininya untuk mendefinisikan suatu pembenaran tentang keselamatan, sementara pembenaran Alkitab dengan tegas mengatakan tidak tergantung pada opini manusia. Dr. MacArthur salah seorang dari teologi Reformed (Gereja Reformed Baptist) mengatakan bahwa kita harus mengakui kedaulatan dan kebenaran Tuhan. Rasio harus digunakan, tapi jangan menjadi rasionis, karena kemampuan kita terbatas untuk mengetahui rahasia Tuhan.
Sahabatku yang baik. Otoritas Allah tentang keselamatan tegas dikatakan di dalam firman Nya dengan mengakui Kristus sebagai Jurus’lamat dan Tuhan ( 1 Yohanes 5 : 11-13 ). Pembenaran tentang keselamatan hanya melalui iman dan bukan berdasarkan opini manusia. Apakah iman yang menjadi dasar keselamatan mewujudkan ketaatan, pribadi yang berubah dan perbuatan-perbuatan baik ??????. Seringkali kita berlindung dibalik kelemahan manusia ; ah , kitakan masih hidup di dunia sekuler, mana mungkin kita bisa melakukan perbuatan-perbuatan seturut dengan kehendak Tuhan. Kejadian 2000 tahun yang lalu, dimana seorang anak mudah Yahudi yang kaya raya berhasil dengan tekun melakukan hukum taurat ; mungkin bisa mendorong kita berlombah-lombah untuk melakukan kebaikan. Teologi Reformis sangat meyakini bahwa iman yang sejati pasti mengerjakan ketaatan dan perbuatan yang baik.

Sola Fide dan Sola Scriptura

Prinsip Protestantisme mengatakan hanya karena iman yang membuat manusia benar dan selamat ( Sola Fide ). Pemahaman ini tidak menganggap perbuatan itu tidak penting, tapi merupakan tanda luar dari iman yang dengan sukacita akan dilakukan orang-orang yang beriman. Pengikut protestant meyakini bahwa Alkitab adalah sumber yang benar dan sumber iman yang tidak dapat salah ( Sola Scriptura ), karenanya segala sesuatunya harus didasarkan pada pemahaman Alkitabiah dan bukan rasionis yang emosional. Rasul Paulus kepada jemaatnya di Roma mengatakan bahwa kita dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita Yesus Kristus ( Roma 1 ). Bapa leluhur jasmani kita Abraham meyakini bahwa dia dibenarkan bukan karena perbuatannya tapi karena imannya sehinggah Tuhan memperhitungkan itu sebagai kebenaran .

Sahabat di dalam Tuhan. Kita sepakat untuk tidak membicarakan perbedaan itu, tapi mari kita yakini prinsip-prinsip alkitabiah tentang keselamatan , sola fide dan sola scriptura. Kita wujudkan iman kristiani kita dengan perbuatan yang menyenangkan hati Tuhan ; arahkan hati dan pikiran kita menyongsong kehidupan yang kekal bersama Bapa di surga. Kita semua sudah dibabtis daalam Kristus, dengan demikian telah dikukuhkan bersama Bapa disurga, sama seperti Kristus telah bangkit dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Memuliakan dan menyenangkan hati Tuhan melalui perbuatan kita adalah merupakan buah iman yang hidup dan sejati.

Apa yang dapat kita petik dari uraian ini :

1. Mari kita yakini bahwa keselamatan merupakan anugerah Tuhan yang kita imani
( sola fide ) dan Alkitab adalah satu-satunya sumber yang benar ( sola scriptura ).
2. Iman yang sejati pasti membuahkan ketaatan dan perbuatan yang baik, karena iman
tidak berdiri sendiri ( Faith that is alone ).
3. Rasio harus digunakan, tapi jangan menjadi rasionis, karena kemampuan kita
terbatas untuk mengetahui rahasia Tuhan.

2 comments:

lecep said...

tulisannya bagus nih bang..

>> said...

Terima kasih commet nya dinda