Tuesday, October 2, 2007

Khotbah di Perkumpulan Oikemene Jatiwarna - Jakarta, 290907

1 Korintus 15 :1-11

Korintus adalah sebuah kota pelabuhan yang sangat indah di Yunani. Dahulu merupakan salah satu ibukota Akhaya di bawah pemerintahan kerajaan Roma. Korintus di diami oleh berbagai bangsa dan berbagai agama . Perpecahan terjadi di antara jemaat Korintus akibat perbedaan pandang tentang tata cara ibadah. Selain itu terjadi juga kemorosotan moral dan kepercayaan orang-orang Kristen di sana . Kemaksiatan, perkawinan bebas, kedengkian, perbedaan pandang tentang kebangkitan orang mati, karuniah Roh Kudus . Oleh sebab itu Rasul Paulus mengirimkan suratnya yang pertama ke jemaatnya di Korintus yang menunjukkan bagaimana Injil Tuhan berkata tentang persoalan-persoalan moral, perbedaan pendapatan, kebangkitan orang mati, karuniah Roh Kudus dan lain-lain. Salah satu pasal penting dan sering diperdengarkan pada suratnya yang pertama kepada jemaatnya di Korintus adalah tentang ‘ Kasih ‘ ( ayat 13 ).
Saudara kekasih di dalam Tuhan. Hari ini kita memusatkan perhatian tentang kebangkitan Kristus dan lebih dalam lagi tentang pertemuan Rasul Paulus dengan Tuhan ( ayat 8-11 ). Sebagian orang memandang pertemuan dengan Tuhan sebagai sesuatu yang berlebihan, atau dalam istilah saya ‘ mentel rohani ,. Bagaimana mungkin di jaman sekarang kita bisa bertemu dengan Tuhan, sedang Tuhan tidak pernah terlihat. Terlepas dari perbedaan pandang tersebut, saya mengatakan bahwa perjumpaan dengan Tuhan perlu dan harus bagi setiap orang yang percaya. Seorang pendeta mengaku dengan tulus bahwa dia berjumpa dengan Tuhan setelah bertahun-tahun melayani di suatu gereja. Tidak satu pun dapat menghalangi perjumpaan seseorang dengan Tuhan, dan hanya dia yang dapat menjelaskan bagaimana indahnya ketika Tuhan menjamahnya. Sepertinya abstrak, tapi bukan. Seseorang yang berjumpa dengan Tuhan pasti berubah dan berbuah ( Galatia 5:22-23 ). Ada kerinduan mendalam untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Tuhan berdaulat dan berkuasa pada setiap pribadi yang mendapat jamahan Tuhan, sebagaimana Rasul Paulus mengatakan bahwa bukan aku lagi yang tinggal di dalam aku, tapi Tuhan .
Saudara kekasih di dalam Tuhan. Merupakan hak prerogatif Tuhan untuk dapat berjumpa dengan Nya. Tidak ada jaminan kita berjumpa dengan Nya, karena semuanya adalah karena kasih karunia Tuhan. Tapi kita tahu bahwa Tuhan sangat mengasihi kita. Ketika kita datang dengan remuk hati, dengan airmata, dengan kesungguhan , maka Tuhan akan memperhitungkan semuanya. Tuhan mengatakan datanglah padaku hai yang lesu lemah ( Matius 11:28 ) . Menyangkal diri salah satu hal yang harus dilakukan untuk mengikut Tuhan ( Markus 8:34 ). Menyangkal diri sungguh amat susah dilakukan orang, apalagi dia dalam posisi yang selalu dihargai. Di depan Tuhan kita tidak ada harganya, seperti abu yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap ditiup angin ( Hosea 13:3 ). Setiap orang percaya rindu berjumpa dengan Tuhan dan itu hanya dapat kita lakukan melalui kedewasaan rohani. Kedewasaan rohani dicapai melalui penyangkalan diri, kerinduan dan ketekunan untuk mengetahui maksud Tuhan dalam hidup kita.
Saudara kekasih di dalam Tuhan. Ada beberapa tip untuk kita renungkan bersama kala kita rindu berjumpa dengan Tuhan.
1. Membaca dan mendengarkan firman Tuhan
Lebih banyak orang suka berdoa daripada membaca dan mendengarkan firman Tuhan. Mendengarkan dan membaca firman Tuhan sifatnya pasif dan terkadang membosankan, apalagi jika firman Tuhan yang disampaikan pendeta atau pengkhotbah kurang mengena dihatinya. Berdoa lebih menarik, karena lebih aktif dan sebagian besar berupa permintaan pribadi atau keluarga ; sedikit sekali mendoakan orang lain ( itu pun kalau ingat ). Membaca, mendengarkan firman Tuhan dan berdoa mempunyai arti yang penting, semuanya dalam kaitannya bercakap-cakap dengan Tuhan . Tuhan sedang berbicara pada kita manakala kita mendengar dan membaca firman Tuhan, sebaliknya kita sedang berbicara dengan Tuhan manakala kita berdoa. Nabi Yeremia dengan tegas mengingatkan kita untuk mendengarkan firman Tuhan ( Yeremia 23:18 )

2. Menerima Firman Tuhan
Tuhan menginginkan agar kita mempelajari Firmannya. Rasio mesti digunakan agar kita mampu memahami Firmannya. Lebih penting dari itu adalah tuntunan Roh Kudus agar membantu kita memahami maksud Tuhan pada setiap Firman Tuhan yang kita baca. Tampa tuntunan Roh Kudus sulit kita menerima dan memahaminya, akhirnya membawa kita pada perdebatan pribadi dan kelompok yang cendrung menjadi rasionis. Jika konvensi yang dibuat oleh manusia saja mampu untuk tidak kita perdebatkan ( misalnya mengapa 1 km adalah 1.000 meter ), apalagi Firman Tuhan yang sudah pasti adalah Tuhan sendiri ( Yohanes 1:1 ). Oleh sebab itu kita harus menerima Firman Tuhan sebagai suatu kebenaran Mutlak ( Sola Fide dan Sola Scriptura ).

3. Pelaku Firman Tuhan
Rasul Yakobus mengatakan bahwa iman tampa perbuatan adalah mati ( Yakobus 2:17 ). Lihatlah bagaimana 10 orang yang berpenyakit kusta melakukan segera perintah Tuhan tampa perlu mempertanyakan ini dan itu ( Lukas 17:12-14 ); seorang yang lumpu 38 tahun di kolam Bethesda ( Yohanes 5:1-10 ). Kesemuanya mereka disembuhkan oleh Tuhan karena iman dan perbuatannya.

4. Berjumpa dengan Tuhan
Sulit untuk dijelaskan, hanya saudara dan Tuhan yang tahu bagaimana indahnya bertemu dengan sang pencipta. Membaca, mendengar, menerima dan melakukan Firman Tuhan secara teratur dan disiplin adalah salah satu upaya kearah itu. Sekali lagi ingat bahwa pertemuan dengan Tuhan adalah hak prerogatif Nya. Kita harus mampu merendahkan hati, menyangkal diri, dan sekaligus meminta pertolongan Roh Kudus agar diberi kesempatan berjumpa dengan Tuhan dalam Roh dan kebenaran. Dan ingat setiap jamahan Tuhan membuat kita berubah dan berbuah di dalam setiap kehidupan kita.

Saudara kekasih di dalam Tuhan . Mari kita sampaikan kerinduan kita pada Tuhan, dan dengan percaya serta doa yang tulus, mujizat pasti terjadi pada diri kita masing-masing.

Amin.

No comments: